Saturday, June 23, 2007

Tragedi Palestina

بسم الله الرحمن الرحيم

Apa yang Terjadi di Palestina Lebih Besar dari Sekadar Tindakan Kriminal, Bahkan Lebih dari Sekadar Skandal

Wahai Orang-Orang yang Berlomba dalam Keburukan,
Apakah Tidak Ada di Antara Kalian Orang yang Masih Waras?!

Bukankah merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, ketika Fatah yang telah menjadi tambatan harapan masyarakat untuk membebaskan Palestina secara menyeluruh, ternyata perannya hanya berhenti sebagai pemerintah di bawah pendudukan di Tepi Barat. Pemerintahan yang tidak memiliki daya, kekuatan, dan kedaulatan sedikit pun. Anehnya, Fatah berpesta dan meneriakkan nyanyian karena telah berhasil menghalangi Hamas dan milisinya dari sejumlah wilayah yang menjadi kekuasaannya. Padahal, seharusnya Fatah menghalangi tentara Yahudi agar tidak bisa menerobos dan berjalan-jalan di wilayah yang menjadi kekuasaannya?

Bukankah juga merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, ketika Hamas, yang telah menjadi tambatan harapan masyarakat untuk membebaskan Palestina secara menyeluruh, ternyata perannya berhenti hanya sebagai pemerintah di bawah pendudukan di Gaza. Pemerintahan yang juga tidak memiliki daya, kekuatan, dan kedaulatan sedikit pun. Anehnya, Hamas menunaikan shalat sebagai wujud syukur kepada Allah karena telah berhasil membebaskan Gaza dari tangan Fatah dan milisinya. Padahal, seharusnya Hamas membebaskan Gaza dari kekuasaan dan politik Yahudi yang terus mencengkram Gaza dengan penuh rasa permusuhan baik pagi maupun petang?

Bukankah merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, ketika kedua kelompok tersebut justru mewujudkan apa yang tidak mampu diwujudkan oleh entitas Yahudi itu sendiri, dengan memproklamirkan secara terbuka dan terang-terangan pemisahan Tepi Barat dan Gaza, bukan hanya sekadar nama, tetapi secara nyata, dengan gambar dan wujud fisik?

Bukankah merupakan tindakan kriminal yang luar biasa besar, bahkan lebih besar dari sebuah skandal, ketika darah-darah suci penduduk Palestina tumpah di tangan orang yang mengumumkan diri —sebagai satu kebohongan atau penipuan— berjuang dalam rangka melindungi darah penduduk Palestina?

Wahai Kaum Muslim

Sudah jelas bagi siapa pun yang masih bisa melihat, bahwa dengan penandatanganan kesepakatan Makkah, maka jebakan yang dialamatkan kepada Hamas untuk terlibat dalam Pemilu dan dipermudah kemenangannya, serta menerima pemerintahan di bawah pendudukan, telah membuahkan hasil! Tujuan disatukannya kelompok Islami dengan kelompok Sekular dalam satu kesepakatan, berdasarkan keputusan internasional berkaitan dengan masalah Palestina, yang kemudian semuanya sepakat terhadap adanya entitas Yahudi di Palestina tahun 1948, adalah agar masalahnya berubah menjadi masalah kewilayahan yang diduduki pada tahun 1967. Ketika perubahan masalah tersebut terjadi melalui keputusan penduduk Palestina, baik melalui pemimpin mereka dari kalangan Sekular maupun Islami. Seluruh faksi di Palestina kemudian setuju terhadap kesepakatan itu. Tidak ada faksi yang menolak kecuali al-Jihâd al-Islâmî, yang menolak kesepakatan tersebut secara menyeluruh, dan Front Rakyat (al-Jabhah asy-Sya’biyah) yang menolak secara parsial.

Pengumuman kesepakatan Makkah (Februari 2007) merupakan penyempurnaan dari pengumuman Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Aljazair (Oktober 1988). Dalam pengumuman itu, PLO di bawah pimpinan Fatah menyetujui, bahwa masalah Palestina direduksi hanya pada isu kewilayahan yang diduduki pada tahun 1967. Karena pihak yang menandatangani persetujuan tersebut pada waktu itu adalah kelompok sekular, maka mereka membutuhkan tanda tangan dari kelompok Islami. Ini berhasil diwujudkan dalam kesepakatan Makkah. Kesepakatan Makkah itu sebelumnya diawali dengan pertempuran antara Fatah dan Hamas. Ini tentu membuat masyarakat awam, dari kalangan penduduk Palestina, menduga bahwa kesepakatan tersebut bertujuan untuk menghentikan pertumpahan darah. Mereka lupa dengan tujuan politik dari kesepakatan tersebut.

Juga sangat jelas bagi siapa pun yang masih melihat, bahwa keberhasilan Hamas menduduki tampuk pemerintahan telah menciptakan adanya dua kepemimpinan di dalam pemerintahan. Satu pihak (Fatah) untuk otoritas (Palestina), dan satu lagi (Hamas) untuk pemerintahan. Maksudnya adalah untuk menyatukan dua kesepakatan yang ditandatangani, point demi point, yang mewakili kelompok Sekular dan Islami. Amerika dan entitas Yahudi, kedua-duanya jelas tidak menginginkan Hamas memiliki peranan yang riil, kecuali hanya menandatangani kesepakatan itu. Bahkan, Amerika dan entitas Yahudi ingin menggabungkan Hamas ke dalam PLO dengan perubahan yang tidak menyentuh substansi. Tujuannya, agar pemimpin yang lebih menonjol dan berperan adalah pemimpin otoritas Palestina (Fatah). Dengan asumsi, bahwa Eropa khususnya Inggris menginginkan agar Hamas, yang merupakan pemimpin pemerintahan tetap memiliki peran di dalam otoritas Palestina tersebut.

Titik kritis Fatah di mata masyarakat adalah nafsu kekuasaannya yang sangat besar melampaui batas. Sementara masyarakat memandang Hamas tidak seperti itu. Karena itulah, maka langkah pertama adalah menyatukan Hamas dengan Fatah di sini. Sehingga masyarakat pun menilai, bahwa ambisi kekuasaan yang dimiliki Hamas juga sangat besar melebihi anggapan yang ada selama ini. Ini untuk memudahkan kembalinya otoritas Palestina tersebut dalam satu pemimpin, dan memudahkan penyatuan Hamas ke dalam tubuh PLO, dan masyarakat pun bisa menerima kembali masalah ini dengan anggapan bahwa, Hamas juga mempunyai ambisi kekuasaan yang sama dengan PLO.

Wahai Kaum Muslim
Wahai Penduduk Palestina

Sudah menjadi kebiasaan kaum Kafir penjajah, bahwa untuk meraih semua tujuannya, mereka harus merekayasa krisis sampai pada titik terjadinya pertikaian, bahkan lebih dari itu. Begitulah kenyataannya. Sebagaimana yang terjadi pada kasus pertikaian antara Fatah dan Hamas yang sebelumnya, adalah untuk menyiapkan atmosfer penandatanganan kesepakatan Makkah sekaligus menjadi aksi untuk merelease kesepakatan tersebut. Karena pertikaian tersebut membuat penduduk Palestina berpikir keras untuk menghentikan pertikaian, dan akhirnya melupakan bencana politik dari kesepakatan Makkah itu. Dalam pertikaian Fatah dengan Hamas sekarang ini, juga membuat mereka (penduduk Palestina) berada dalam cengkraman, karena milisi yang ada di bawah Fatah mengobarkan kekacauan terhadap Hamas di Gaza. Hamas tidak menyelesaikannya dengan bersikap sabar dan membongkar skenario tersebut kepada masyarakat. Hamas justru membalasnya dengan melakukan pembunuhan dan menumpahkan darah sampai menimpa orang-orang tua, wanita, dan anak-anak, bahkan pepohonan dan batu, dalam sebuah pembantaian yang sangat keji. Seakan mereka lupa dengan hadits Rasulullah SAW dari Abdullah bin ‘Amru, bahwa Nabi saw. bersabda:

« لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ »

Sungguh lenyapnya dunia ini lebih ringan bagi Allah daripada membunuh jiwa seorang Muslim (HR. At-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibn Majah, lafazh menurut Tirmidzi)

Sesungguhnya tidak adanya kesadaran politik dalam tubuh Hamas dan perjalanan tanpa disertai kesadaran politik itulah yang menyebabkan Hamas terjerumus ke dalam krisis demi krisis. Sampai pada titik, di mana mereka harus menumpahkan darah kaum Muslim yang tidak berdosa dengan cara zalim dan penuh permusuhan. Sementara Hamas justru menganggap dirinya melakukan kebaikan, bahkan untuk itu mereka melakukan sujud syukur kepada Allah.

Sekarang Hamas telah menguasai Gaza dan memiliki pemerintahan sendiri. Sementara penguasa (Fatah) menguasai Tepi Barat, dan menguasai pemerintahan. Keduanya akan berlomba-lomba dalam keburukan dalam sebuah konflik, baik jangka panjang maupun pendek. Semuanya itu justru demi kepentingan Yahudi yang ingin mencabik-cabik apa yang masih tersisa dari Palestina dan menciptakan sekat-sekat di tengah-tengah penduduknya dalam bentuk permusuhan dan kebencian akibat pembunuhan yang terjadi. Apakah kaum Yahudi itu mampu melakukan semuanya tadi, jika seandainya tidak menggunakan tangan-tangan para pemimpin yang ada?!

Wahai Kaum Muslim
Wahai Penduduk Palestina

Sesungguhnya Hizbut Tahrir menyerukan kepada orang-orang ikhlas yang masih ada, baik di dalam tubuh Fatah maupun Hamas, agar mereka menutup kantor-kantor otoritas Palestina (Fatah) dan pemerintah (Hamas) di bawah pendudukan tersebut. Mereka sendirilah yang harus menindak langsung orang-orang yang ikut andil hanya dalam perolehan kursi, dan menyimpang serta jatuh di dua wilayah pemerintahan, yaitu Gaza dan Tepi Barat. Mereka juga harus bersikap di hadapan orang-orang tersebut dengan sikap yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sikap yang akan dituliskan cahaya untuk mereka, baik di dunia maupun di akhirat, sehingga akan menyelamatkan mereka dari kehinaan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat. Sebab, terus-menerus berada di panggung sandiwara otoritas Palestina (Fatah) dan pemerintah (Hamas) yang berada di bawah pendudukan yang didirikan di atas tengkorak kaum Muslim yang terpenggal, nyawa kaum Muslim yang dihilangkan, dan darah-darah mereka yang ditumpahkan. Terus menerus berada dalam kondisi seperti ini sungguh merupakan pengkhianatan kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang Mukmin.

Sesungguhnya kami menyeru dan menyeru kepada orang-orang ikhlas yang masih ada, baik dari kalangan Fatah maupun Hamas, agar mereka mengembalikan masalah ini kepada masalah asalnya. Yaitu dengan menghancurkan entitas Yahudi mulai dari akar-akarnya dan mengembalikan Palestina secara menyeluruh sebagai bagian dari negeri-negeri Islam. Jika mereka belum mampu mewujudkannya saat ini, maka paling tidak mereka harus tetap berada di parit-parit yang telah mereka siapkan, dan bersikap teguh dalam posisi-posisi yang mereka ambil. Semuanya agar menjadi jalan pembuka bagi pembebasan yang pernah diwujudkan melalui tangan-tangan tentara Khalifah ar-Rasyid ‘Umar yang telah membebaskannya pertama kali, dan tentara Khalifah an-Nashir al-‘Abbasiy di bawah panji panglima Shalahuddin yang telah membebaskan al-Quds dari tangan pasukan Salib, dan kelak melalui tangan-tangan tentara pembebas yang akan membebaskan al-Quds untuk terakhir kalinya:

Pada hari itu orang-orang Mukmin bergembira dengan pertolongan dari Allah (QS ar-Rûm [30]: 4-5)

3 Jumadil Akhir 1428 H
18 Juni 2007 M

Hizbut Tahrir

4 comments:

Anonymous said...

HAMAS DAN FATAH telah menyumbangkan para syuhadanya berjihad membebaskan Palestina dari Zionistme sedangkan kalian wahai pengecut( HT), cuma koar koar sambil memfitnah saudara kalian yang berjihad amat buruklah apa yang kalian kerjakan ini disisi Alloh,...semoga Alloh memngganti apa yang kalian lakukan ini dengan kutukannya kepada kalian di dunia dan akhirot...!!!!!!!!1

Anonymous said...

AS dan Zionis sangat takut terhadap Islam yang diamalkan. Tapi keduanya tidak akan pernah takut pada Islam yang hanya di tataran teori.

Bagi AS dan ZIonis, negara yang berpenduduk muslim dan sukses dalam hal ekonomi, stabil dalam politik, unggul dalam SDM lebih menakutkan daripada teori KHILAFAH. Di titik ini, mengapa AS dan Zionis berusaha sekeras mungkin membendung dan merusak tampilan Islam dan Muslim yang berkuasa. Tapi membiarkan konferensi-konferensi Khilafah dan diskusi-diskusi Syariah. Karena mereka paham, kekuasaan sekecil apapun yang berbau Islam itu jauh lebih berbahaya dari teori kekuasaan global yang hanya selesai di tataran makalah dan orasi.
Suka · · Bagikan · 13 jam yang lalu melalui seluler ·

Anonymous said...

AS dan Zionis Dibelakang Demo Anti Mursi? | Bocoran Kawat Diplomatik
Rabu, 05 Desember 2012
Moursi Dievakuasi dari Istana Ittihadiyah

By: Nandang Burhanudin*


NNM News memberitakan, pada saat ini (4/12), Presiden Moursi dievakuasi dari Istana kepresidenan setelah para demonstran berhasil mengepung dan memasuki area istana.

Menurut sumber-sumber rahasia, Kedubes AS di Kairo menjadi donatur rahasia bagi para koordinator demonstran secara rahasia.

Dalam kawat diplomatik yang bocor tersebut dinyatakan, nama-nama yang mendapatkan suplai dana secara langsung adalah: 3 mantan Capres (Amr Musa, Elbaradai, dan Syafiq yang dikalahkan Moursi) dan partai-partai yang menikmati privilage di era Mubarak. Targetnya: menjalankan agenda Amerika dan Zionis Israel untuk menyingkirkan suara mayoritas kaum Islamis (IM dan Salafy).

Bahkan, Elbaradai dengan penuh percaya diri mengancam akan memilih kekerasan dan menyulut konflik jika Presiden Moursi tidak membatalkan dektrit Presiden tentang UU.

Sungguh, 5 bulan Moursi memerintah, jebakan-jebakan batman silih berganti. Moursi adalah presiden di negara yang:

1. Tidak ada UU.
2. Tidak ada DPR.
3. TIdak ada MPR.
4. Memerintah negara yang birokrasi-militer-aparat adalah antek-antek Mubarak.
5. Memerintah negara yang terus menerus diawasi Israel dan AS.

Di sisi lain, Moursi dan IM terus menerus dituduh sebagai antek AS, budak Barat, bahkan oleh HT Internasional disebut Mubarak yang berjanggut. Karena menurut HT, Moursi tidak menjalankan syariat-tidak membatalkan perjanjian Camp David-tidak mengirim tentara ke Israel-dan Moursi dituduh menjalankan demokrasi.

Sungguh, teramat berat amanah yang diemban Presiden Moursi. Diserang dari LUAR dan dirongrong dari DALAM. Tujuan dari semua serangan adalah: melanggengkan hegemoni Irael (Zionis) dan AS-Barat (Salibis). Musuh-musuh Islam paham betul, ketika IM-Salafy bersatu, maka 2/3 kekuatan Islam menjadi penguasa mutlak di Mesir. Saat kaum Islamis berkuasa di dunia nyata, dan berhasil meraih simpati rakyat, maka tak ubahnya menjadi "tanda bahaya" yang akan mewabah ke wilayah Timteng dan negeri-negeri Islam pada umumnya.

AS dan Zionis sangat takut terhadap Islam yang diamalkan. Tapi keduanya tidak akan pernah takut pada Islam yang hanya di tataran teori.

Bagi AS dan Zionis, negara yang berpenduduk muslim dan sukses dalam hal ekonomi, stabil dalam politik, unggul dalam SDM lebih menakutkan daripada teori KHILAFAH. Di titik ini, mengapa AS dan Zionis berusaha sekeras mungkin membendung dan merusak tampilan Islam dan Muslim yang berkuasa. Tapi membiarkan konferensi-konferensi Khilafah dan diskusi-diskusi Syariah. Karena mereka paham, kekuasaan sekecil apapun yang berbau Islam itu jauh lebih berbahaya dari teori kekuasaan global yang hanya selesai di tataran makalah dan orasi.

Kita doakan, semoga Moursi-IM-Salafy sukses menjalakan amanah ini.

"Mesir ini kepalanya bangsa Arab dan umat Islam. Jika kepalanya kuat, umat ikut kuat" (Khalid Misyal, Hamas)

Anonymous said...

http://m.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fmyquran.org%2Fforum%2Findex.php%2Ftopic%2C82935.0.html%3FPHPSESSID%3Ddvclvvbd79t3ac0bungu0hugp6&h=XAQGiQXBP&s=1