Friday, April 27, 2007

(Insya Allah) Khilafah Sudah Dekat

“Masa kenabian akan terjadi di tengah-tengah kalian seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian, Allah menghapusnya jika memang menghendaki. Setelah itu, akan ada Khilafah yang tegak di atas manhaj kenabian, lalu Khilafah itu menjadi seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian, Allah menghapusnya jika menghendaki. Setelah itu akan ada kerajaan yang memegang teguh Islam, lalu kerajaan itu menjadi seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian, Allah menghapusnya sesuai kehendaknya. Setelah itu, akan ada kerajaan para diktator, lalu kerajaan itu menjadi seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian, Allah menghapusnya sesuai kehendaknya. Setelah itu, Khilafah akan kembali tegak dengan berjalan di atas manhaj kenabian”. Setelah itu, Nabi saw. terdiam. (HR Ahmad dalam Musnad-nya, Jilid 4/273).

Khilafah Pasti Kembali

Imam Ahmad dalam Musnad-nya (Jilid 4, hlm. 273) meriwayatkan dari Nu’man bin Bashir r.a. yang mengatakan bahwa Nabi saw. menyatakan, “Masa kenabian akan terjadi di tengah-tengah kalian seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian, Allah menghapusnya jika memang menghendaki. Setelah itu, akan ada Khilafah yang tegak di atas manhaj kenabian, lalu Khilafah itu menjadi seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian, Allah menghapusnya jika menghendaki. Setelah itu, akan ada kerajaan yang memegang teguh Islam, lalu kerajaan itu menjadi seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian, Allah menghapusnya sesuai kehendaknya. Setelah itu, akan ada kerajaan para diktator, lalu kerajaan itu menjadi seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian, Allah menghapusnya sesuai kehendaknya. Setelah itu, Khilafah akan kembali tegak dengan berjalan di atas manhaj kenabian”. Setelah itu, Nabi saw. terdiam.
Rasulullah saw. telah memprediksi tentang akan kembalinya Khilafah setelah sempat musnah dan hancur. Saat ini kita dapat menyaksikan pemerintahan yang lalim sebagaimana yang Rasulullah saw. sampaikan. Di sisi lain, hal itu merupakan pertanda bahwa Khilafah yang berjalan di atas manhaj kenabian sebagaimana yang beliau prediksikan itu sudah kian dekat.
Patut kita sadari bahwa meningkatnya penindasan yang dihadapi oleh para pengemban dakwah Islam dan mereka yang berjuang demi tegaknya Khilafah merupakan pertanda akan kembalinya Khilafah dan para penguasa lalim tahu akan hal itu. Kita harus semakin percaya diri dan meningkatkan ketabahan, kesabaran, dan keteguhan melawan para penguasa tiran itu. Imam Ahmad dalam Musnad-nya meriwayatkan dari Maqal bin Yasar yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. berkata, “Tidak lama setelah aku pergi, akan muncul para tiran. Pada saat para tiran muncul, keadilan akan hilang, sampai orang-orang dilahirkan di bawah kekuasaan tiran itu tidak tahu apa-apa. Lalu, Allah akan menurunkan keadilan, dan ketika keadilan datang, para tiran akan pergi, sampai orang-orang yang lahir di bawah keadilan itu tidak tahu apa-apa”.
Saat ini kembalinya Khilafah sudah semakin dekat. Ada banyak riwayat dan ramalan tentang kembalinya Khilafah tersebut. Rasulullah saw. mengabarkan bahwa kekuasaan Islam akan kembali dan tempat kembali itu adalah al-Quds, yang menjadi pusat kedudukan Khilafah. Dalam buku Ibnu Asakir bertajuk Great History of Damascus, Yunis bin Maysara bin Halbas mengatakan bahwa Rasulullah saw. berkata, “Kekuasaan ini (maksudnya Khilafah) akan ada setelahku di Madinah, lalu di Syam, di Jazirah Arab, di Irak, di Madinah, lalu di Baitul Maqdis (al-Quds). Lalu, ketika kekuasaan itu berada di al-Quds, itulah tempatnya yang terakhir karena setelah itu tidak ada seorang pun yang akan menggusurnya”. Telah sama-sama kita ketahui bagaimana kekhilafahan berpindah dari Madinah, Syam, Irak, dan Madinah kembali pada masa awal kekhilafahan. Insya Allah, Khilafah akan kembali tegak dengan al-Quds sebagai ibukotanya!
Ibnu Sad dan penulis Kanzul Ummal 14/252 keduanya meriwayatkan bahwa Abu Umairah al-Mazani mengatakan bahwa Rasulullah saw. berkata, “Akan ada baiat di Baitul Maqdis”. Ahmad dalam Musnad-nya (5/288), Abu Dawud dalam Sunan no. 2535 dan al-Hakim dalam al-Mustadrak mengeluarkan hadis berikut yang menceritakan bahwa Rasulullah saw. mengatakan, “Ketika Khilafah datang ke tanah suci, maka gempa bumi, bencana, dan peristiwa-peristiwa besar sudah dekat, dan Hari Kiamat akan lebih dekat dibandingkan jarak tanganku ke kepalamu”.
Al-Hakim dalam al-Mustadrak 4/468, Ahmad dalam Musnad 2/84, dan Abu Dawud dalam Sunan no. 2482, melaporkan bahwa Rasulullah saw. berkata, “Akan terjadi dua hijrah, dan hijrah terakhir akan terjadi ke tempat bapakmu, Ibrahim a.s., berhijrah”. Hijrah pertama adalah hijrahnya Rasulullah saw. pada saat mendirikan Negara Islam yang kemudian tegak selama 1342 tahun. Insya Allah kita akan segera menyongsong kembalinya Khilafah. Kita boleh merasa yakin dengan kembalinya Khilafah. Bahkan, kita yakin Khilafah akan menjadi negara yang sejahtera dan berkuasa sehingga mampu menyatukan negeri-negeri Islam dan mengemban Islam ke seluruh penjuru dunia.
Al-Nawawi dalam Syarah Muslim (18/38-39) dan dalam Musnad Imam Ahmad 3/317, tercantum sebuah hadis dari Jabir bahwa Rasulullah saw. berkata, “Pada saat generasi terakhir dari umatku, akan ada seorang khalifah yang membagi-bagikan uang tanpa menghitungnya”. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Rasulullah saw. berkata, “Ketika dunia ini akan berakhir, akan ada seorang khalifah yang membagi-bagikan uang tanpa menghitungnya”.
Hadis berikut dikeluarkan oleh Muslim dalam Sahih-nya menurut Syarah an-Nawawi (bab 18 hlm. 13), Abu Dawud dalam Sunan hadis no. 4252, at-Tirmidzi bab 2 hlm. 27, Ibnu Majah 2952, dan Musnad Ahmad bab 5 hal 278 dan 284, al-Hakim dalam al-Mustadrak 4/479, dari Thawban yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. berkata, “Allah telah menyatukan seluruh bumi untukku, sehingga aku dapat melihat bagian timur dan barat sekaligus. Adapun kekuasaan umatku akan mencapai bagian bumi yang pernah ditunjukkan kepadaku”.
Dalam Musnad Imam Ahmad 2/176, Musnad ad-Darimi bab 1 hlm. 126, al-Mustadrak-nya al-Hakim 3/422, diriwayatkan sebuah hadis dari Abu Qabil yang berkata, “Kami berada di rumah Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, dan ia ditanya: ‘Mana yang akan lebih dulu ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma?’ Abdullah meminta sebuah kotak, dari kotak itu ia mengeluarkan sebuah buku, lalu berkata: Kami pernah berkumpul bersama Rasulullah saw. yang sedang menulis, lalu beliau ditanya: ‘Kota mana yang akan lebih dulu ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma?’ Rasulullah saw. menjawab: ‘Kotanya Heraklius (yaitu Konstantinopel) akan ditaklukkan lebih dulu”. Penaklukan pertama yang disebutkan di dalam hadis itu telah terjadi dalam sejarah. Yaitu, penaklukan Konstantinopel di bawah pimpinan Khalifah Muhammad al-Fatih, dan itu terjadi 800 tahun setelah Rasulullah saw. mengabarkannya. Dengan pertolongan Allah Swt., penaklukan kedua, yaitu penaklukan kota Roma, akan segera terwujud!
Wahai kaum muslim! Allah Swt. telah menjanjikan kemenangan bagi mereka yang memiliki iman yang kokoh serta berjuang demi agamanya untuk meninggikan Raya (Panji) Laa ilaaha illa Allah.
Dalam al-Quran surat an-Nur ayat 55, Allah Swt. menjanjikan kepada orang-orang beriman:
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh di antara kamu bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa. Sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka. Dia benar-benar akan mengubah mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun dengan Aku. Barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS al-Nur [24]: 55).
Imam al-Qurtubi mengomentari ayat di atas dalam bukunya al-Jami’i li Ahkam al-Qur'an dengan mengatakan, “Memang benar bahwa ayat itu berlaku bagi umat Muhammad secara umum karena kekhususan tidak berlaku, kecuali penyampainya (yakni Nabi saw.) memberitahukan tentang kekhususan itu; dan sebagaimana yang telah diketahui, yang berlaku adalah keumuman lafal”. Masih tentang ayat di atas, Imam asy-Syaukani menulis dalam bukunya Fath al-Qadir bab 4 halaman 74, “Ini adalah janji dari Allah Swt. kepada mereka yang meyakini Allah dan melakukan kebaikan, bahwa Allah akan memberikan kekuasaan di dunia kepada mereka, sebagaimana Dia berikan kepada umat sebelumnya. Janji ini berlaku bagi umat secara keseluruhan. Ada anggapan bahwa janji ini hanya berlaku bagi generasi sahabat, tapi tidak ada bukti untuk mendukung asumsi tersebut, karena memiliki keyakinan dan melakukan kebaikan tidak dibatasi berlaku bagi para sahabat, tapi terbuka bagi setiap individu yang menjadi bagian dari umat.”
Begitulah, Rasulullah saw. telah mengabarkan tentang akan kembali tegaknya Khilafah dan tentang akan kembali jayanya agama Islam, serta tentang kemenangan yang Allah Swt. janjikan. Allah Swt. telah mengaruniakan syariat Islam kepada kita untuk membimbing kita mengembalikan Khilafah.
Lebih dari itu semua, Rasulullah saw. telah mengabarkan tentang adanya orang-orang yang berkelompok, sebuah partai yang terikat oleh Akidah Islam, yang berdiri tegak melawan penguasa tiran, tidak menyimpang dari agama Islam, dan tetap berada di jalan kebenaran tanpa memedulikan orang-orang yang berbeda dengan mereka, ataupun orang-orang yang mengabaikan mereka. Partai itu mengalami berbagai macam penyiksaan dan kesengsaraan dari penguasa tiran, tapi mereka tetap teguh dengan ajaran Islam. Mereka akan memperoleh kemenangan dan menegakkan perintah Allah Swt. dan menegakkan agama-Nya di muka bumi.
Imam Ahmad dalam Musnad-nya dan Abu Dawud dalam Sunan-nya meriwayatkan dari Syauban bahwa Rasulullah saw. berkata, “Di antara umatku akan selalu ada sebuah kelompok (thaifah) yang tetap berada dalam kebenaran, kemenangan, dan tidak akan dikalahkan oleh orang-orang yang berbeda dengan mereka sampai datang ketetapan dari Allah”. Dalam riwayat lain, Imam Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi menambahkan, “Orang-orang yang mengabaikan mereka tidak akan mengganggu mereka”.
Muslim dan Bukhari telah meriwayatkan dari Muawiyah yang berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. berkata, ‘Sebuah kelompok dari umatku akan berdiri di atas ketetapan Allah, mereka tidak akan diganggu oleh orang-orang yang mengabaikan mereka atau yang berbeda dengan mereka, hingga datang ketetapan Allah memenangkan mereka atas orang-orang lain”.
Bukhari, Muslim, dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya juga meriwayatkan bahwa Nabi saw. berkata, “Dari umatku akan ada segolongan umat yang berdiri di atas ketetapan Allah, orang-orang yang berbeda dengan mereka atau yang mengabaikan mereka tidak akan sanggup mengganggu mereka hingga datang ketetapan dari Allah dan mereka berada di atasnya”. Muadz bin Jabal r.a. mengatakan, “Mereka berada di Syam”.
Imam Ahmad dan Thabrani meriwayatkan melalui sanad yang terpercaya dari Abu Umamah yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Akan ada sebuah kelompok dari umatku yang akan mendapat kemenangan dalam agama ini, dan mereka akan mengalahkan musuh-musuh mereka. Mereka tidak akan diganggu oleh orang-orang yang berbeda dengan mereka, kecuali sekadar penyiksaan dan kesengsaraan sampai datang ketetapan dari Allah dan mereka berada di atasnya”. Orang yang bercerita lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, di manakah mereka berada?” Beliau menjawab, “Mereka berada di Baitul Maqdis dan sekitarnya”. Ibnu Majah dalam Sunan-nya meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi saw., “Akan ada sebuah kelompok dari umatku yang berdiri di atas ketetapan Allah dan mereka tidak akan diganggu oleh orang-orang yang berbeda dengan mereka”.
Imam al-Hakim dalam Mustadrak meriwayatkan sebuah hadis dengan sanad yang sahih dari Umar bin Khaththab r.a., “Akan ada sebuah kelompok dari umatku yang akan terus mendapat kemenangan di atas kebenaran hingga datang Hari Kiamat”. Diriwayatkan oleh ad-Darimi dari Mughirah bin Syu’bah yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Akan ada sekelompok orang dari umat ini yang akan berbeda dari orang-orang, sampai datang ketetapan Allah dan mereka memperoleh kemenangan”.
Imam Ahmad dalam Musnad-nya (5/114) meriwayatkan dari Ubay bin Abi Ka’ab yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. berkata, “Bawalah kabar gembira kepada umat ini, bahwa umat ini akan memiliki kekuasaan, kebanggaan, agama, kemenangan, dan kekuasaan di muka bumi. Jadi, barang siapa yang lebih menginginkan pahala di dunia ketimbang di akhirat, ia tidak akan mendapatkan apa pun di Akhirat kelak”.

1 comment:

Anonymous said...

maaf, pak.
saya orang awam. pengetahuan saya tentang Islam sungguh tidak sehebat anda.
saya mau bertanya 1)bisa kah khilafah berdiri kembali sedangkan umat muslim sudah terpecah-pecah sedemikian rupa?
menyatukan berbagai macam golongan dengan berbagai pemikiran tentu sangatlah sulit. Hamas dan Fatah saling tembak setelah mereka mendapat hak untuk memimpin Palestina! sungguh saya tidak tahu bagaimana ketika khilafah berdiri. Dan antar golongan berebut kuasa?
2)siapkah umat muslim bearada dalam kekuasaan khilafah yang tentunya akan bersandar pada hukum Islam. Tidakkah akan terjadi perpencahan internal jika semua negara (Islam) telah berdiri bersama dalam khilafah