Monday, May 14, 2007

KEHIDUPAN DI MADINAH

Islam memiliki jalan kehidupan yang jelas yang dihasilkan dari kumpulan pemahaman Islam tentang kehidupan. Ini adalah hadharah Islam dan bukan hadharah dunia. Hadharah Islam berbeda dengan hadharah-hadharah lainnya.
Dalam kehidupan, hadharah Islam diperindah dengan tiga perkara. Satu, asas yang di atasnya dibangun hadharah Islam. Asas itu adalah akidah Islam. Kedua, standar perbuatan dalam kehidupan, yaitu perintah-perintah dan larangan-larangan Allah. Dengan ungkapan lain bahwa gambaran kehidupan dalam pandangan Islam adalah halal dan haram. Ketiga, makna kebahagiaan dalam pandangan hadharah Islam adalah memperoleh ridha Allah. Dengan ungkapan lain, kebahagiaan adalah ketenangan yang abadi. Ini tidak akan berhasil kecuali dengan memperoleh ridha Allah. Inilah jalan Islam dalam kehidupan. Jalan kehidupan inilah yang kaum muslimin merasakan kesenangan di dalamnya, berusaha meraihnya, dan berjalan di manhajnya.
Demi memungkinkan terwujudnya kehidupan ini, maka kaum muslimin harus mempunyai negara yang akan menerapkan Islam dan menjalankan hukum-hukumnya. Kaum muslimin ketika berpindah ke Madinah, mereka mulai menampakkan kehidupan di atas gambaran yang jelas. Asasnya adalah akidah Islam. Ayat-ayat yang mulia mulai menurunkan hukum-hukum Allah dalam masalah berbagai muamalah dan sanksi-sanksi, dan menurunkan aturan-aturan berbagai ibadah yang sebelumnya tidak diturunkan. Maka, turunlah kewajiban zakat dan puasa di tahun kedua Hijriah. Disyari'atkan pula azan sehingga penduduk Madinah tiap hari mendengar lima kali seruan (azan) untuk salat. Azan dikumandangkan dengan tertib, teratur, sopan, dan dengan suara yang manis dan indah. Jika Bilal bin Rabbah mengumandangkan azan, dia mengarahkan suaranya ke arus angin yang berhembus ke semua arah. Umat Islam menyambut seruan itu untuk salat. Belum genap 17 bulan Rasulullah saw. tinggal di Madinah, kiblat kaum muslimin sudah berpindah ke Ka'bah.
Demikian pula ayat-ayat ahkam yang turun mengenai persoalan-persoalan ibadah, makanan, akhlak, muamalah, dan sanksi-sanksi. Lalu turunlah ayat-ayat yang mengharamkan khamer dan daging babi. Demikian juga ayat-ayat hudud, jinayah, jual-beli, pengharaman riba, dan lainnya yang juga turun di Madinah. Ayat-ayat ahkam secara berturut-turut turun untuk memecahkan berbagai problem kehidupan. Sementara Rasulullah saw. adalah yang memerinci dan menjelaskannya, menyelesaikan maslahah-maslahah manusia, memutuskan persengketaan-persengketaan mereka, mengatur urusan-urusan mereka, mengelola perkara-perkara mereka, dan menyelesaikan problem-problem mereka dengan sabda-sabdanya yang disampaikan kepada mereka, perbuatan-perbuatannya yang merupakan pemeragaan sabda-sabdanya, dan dengan sikap diamnya terhadap perbuatan-perbuatan yang terjadi di depannya. Ucapan, perbuatan, dan diamnya Rasulullah saw. adalah syari'at. Rasulullah saw. tidak berbicara dari sumber hawa nafsu. Apa yang diucapkan tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan.
Kehidupan berjalan terus di Madinah. Kehidupan meniti jalan hadharah Islam dan menurut arah pandangan yang jelas, yaitu arah pandangan Islam. Masyarakat Islam memiliki ciri khas dalam segala hal yang dikendalikan oleh afkar Islam, masya'ir Islam, dan penerapan sistem Islam pada semua manusia dalam muamalah dan seluruh hubungan mereka.
Jiwa Rasulullah saw. menjadi tenang karena prestasi penyampaian dakwah. Kehidupan beragama kaum muslimin juga menjadi tenang. Mereka menjalankan kewajiban-kewajiban Islam secara bersama-sama dan sendiri-sendiri. Mereka tidak takut terhadap penderitaan dan fitnah. Mereka menyelesaikan berbagai urusan dengan hukum-hukum Allah dan mengembalikan apa-apa yang belum mereka ketahui kepada Rasulullah saw. Mereka tidak melakukan perbuatan apapun, yang kecil atau yang besar, kecuali menurut perhitungan perintah-perintah Allah. Mereka mencegah dari segala sesuatu yang dilarang Allah. Mereka merasakan kebahagiaan. Maka, jadilah jiwa mereka tenang. Kebanyakan mereka patuh dan mengikuti Rasulullah saw. dalam mempelajari hukum-hukum Allah. Mereka menghapal ayat-ayat Allah, mengikuti Al-Qur'an, dan membentuk tsaqafah di hadapan beliau langsung. Akibatnya, penyebaran Islam menjadi semakin bertambah dan kekuatan dan kemampuan kaum muslimin setiap hari juga semakin meningkat.

No comments:

Post a Comment